PEMBAHARUHAN DI INDIA/PAKISTAN
PENDAHULUAN
Pada permulaan abad ke-19 imperium Mughal di anak Benua Indo-Pakistan secara pasti memasuki fase keruntuhan. Walaupun nama dan bayangannya masih tetap nampak, khususnya di Delhi untuk setengah abad kemudian, namun kekuasaanya yang riil telah musnah. Kerajaan-kerajaan kecil, seperti Rajput, Jat, Maratha, Sikh serta lainnya, yang muncul akibat kerapuhan para emperor Mughal setelah Awrangzeb, secara bertahap dilindas oleh East India Company yang mulai membentuk koloninya di Indo – Pakistan pada tahun 1757. Setelah pemberontakan 1857, imperium Mughal secara resmi bertekuk lutut di bawah penjajahan Inggeris.
Dengan runtuhnya imperium Mughal, masyarakat Muslim Indo-Pakistan pun ikut runtuh. Kemegahan budaya, intelektual dan kekuasaan mereka memudar dengan cepat. Sebaliknya, orang-orang Hindu, yang pada masa kejayaan Islam di anak benua India merupakan masyarakat kelas bawah, kecuali pada Akbar, kini mulai mendominasi seluruh lapangan kehidupan. Hal ini memang bertentangan dengan sejarah masa lalu mereka.
Akan tetapi, “penganakemasan” orang Hindu oleh Inggeris serta kurangnya respons kaum muslimin terhadap kekuasaan dan institusi-institusi Inggris, ditambah lagi dengan ketidakmampuan warisan keagamaan tradisional dalam menjawab tantangan zaman mengakibatkan tenggelamnya masyarakat Muslim Indo-Pakistan. Inilah yang menandai mulainya sejarah kontemporer umat Muslim di anak benua India .
PEMBAHASAN
A. Gerakan Mujahidin Dan Sekolah Deoband
1. Gerakan Mujahidin
Ta`rif Jama’at Islami adalah sebuah jama’ah Islam modern yang mememfokuskan aktifitasnya utuk menegakkan syari’at Islam dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. Jama’at Islami tergolong gigih membendung berbagai bentuk aliran sekuleristik yang berusaha keras mendominasi seluruh negeri. Pertama Pendiri Abu al-A’la al-Maududi adal ah pendiri Jama’at Islami. Ia dilahirkan di kota Aurangabad di wilayah Hyderabad. Memulai pendidikannya di wilayah asuhan orang tuanya sendiri Sayid Ahmad Hasan. Keturunannya dari keluarga Qutb al-Din Maudud. Keluarga ini terkenal degan keteguhannya dalam memegang dan kedudukan rohaninya yang tinggi.
Aktifitas dakwah Maududi berawal di dunia jurnalistik pada tahun 1918 M. pada tahun 1920 M beliau membentuk sebuah front jurnalistik yang bertujuan memerdekakan ummat Islam dan menyampaikan Islam. Karir jurnalistiknya sering berpindah-pindah dalam berbagai surat kabar. Ia pernah menjadi penulis direktur dan pemimpin redaksi.
Bukunya Jihad Dalam Islam yang beredar tahun 1928 M berpengaruh luas dan mendalam dalam membangkitkan semangat perlawanan menentang Inggris kaum Berhalaisme dan musuh-musuh Islam di mana saja.
Tahun 1933 M. Ia menerbitkan majalah Turjuman Al-Qur’an dari Hyderabad Deccan. Motto majalah ini adalah “Wahai ummat Islam embanlah dakwah Al-Qur’an bergeraklah dan terbanglah menjelajah dunia.”
Melalui majalah ini Maududi mentransfer pemikiran-pemikirannya ke segenap ummat Islam di anak benua India-Pakistan. Ini merupakan langkah awal yang meratakan jalan menuju berdirinya Jama’at Islami di kemudian hari.
Tahun 1937?1938 M Maududi tinggal di Lahore memenuhi panggilan Dr. Mohammad Iqbal. Di Bathankot ia bersama Iqbal mendirikan sebuah Lembaga Researc Islam. Lembaga ini menjadi tempat pengkaderan dan tempat dia mengarang buku. Namun beberapa lama kemudian sejak kedatangan Maududi Iqbal berpulang menghadap Ilahi.
Melalui majalah Turjuman Al-Qur’an Maududi menyerukan para ulama dan tokoh-tokoh Islam supaya menghadiri konferensi yang dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 1941 M/1360 H di Lahore. Konferensi ini dihadiri 75 orang dilegasi yang mewakili beberapa negara bagian india. Dalam konferensi inilah Jama’at Islami didirikan dan Maududi terpilih menjadi pemimpinnya.
Ketika itu anak benua india dikuasai Inggris. Maududi mengeluarkan fatwanya yang berani. Ia mengharmkan bekerja utk berbakti kepada kekuatan penjajah. Fatwa inilah yang menyebabkan Jama’at Islami menghadapi serangan dahsyat dari pihak penjajah sejak awal berdirinya.
Tanggal 28 Agustus 1947 M Pakistan lahir sebagai negara merdeka yang memisahkan diri dari negara India negara berhala. Kemudian disusul dgn munculnya kepemimpinan Jama’at Islami baru di India. Jama’at menyatakan kemerdekaan dgn sendirinya. Tujuannya tak lain adalah memudahkan urusan-urusan administratif. Jama’at Islami dgn berdikari mendirikan kamp-kamp penampungan Muhajirin Muslimin dan kepada mereka di beri bantuan sampai merasa aman dan damai.
Dalam hidupnya Maududi berkali-kali dijebloskan ke dalam penjara krn keberanian dan sikapnya melawan orang-orang yang menentang penerapan hukum Islam di Pakistan. Ia pernah dijatuhi hukuman mati tetpi kemudian mendapatakan keringanan.Penjara-demi penjara dimasukinya namun tidak membuatnya mundur dari sikap dan perjuangannya. Bahkan hal itu semakin memperkuat keyakinannya terhadap dakwah dan prinsip-prinsip Islam.
Jama’at Islami banyak membantu Muhajirin Kasmir dalam perjuangannya melawan India. Mereka dilengkapi dgn amunisi puskesmas-puskesmas dan kamp-kamp pengungsi.Nopember 1971 M Pakistan pecah menjadi dua. Bagian barat tetap disebut Pakistan dan bagian timur disebut Bangladesh. Perpecahan itu telah mengguncang Maududi.
Sejak Nopember 1972 M atas permohonan sendiri Maududi mengundurkan diri dari jabatan ketua jama’at krn pertimbangan kesehatannya. Beliau selanjutnya lbh banyak menekuni studi dan menulis terutama merampungkan kitabnya Tafhum Al-Qur’an. Jabatan ketua jama’at sesudahnya dipegang oleh Miyan Thufail Muhammad.27 Pebruari 1979 M ia mendapat hadiah King Faisal Fondation dalam bidang pengkhidmatan terhadap Islam. Hadiah tersebut didonasikan utk membangun sebuah lembaga ilmu pengetahuan Islam di Lahore.
1 Dzulqa’idah 1399 H/22 September 1979 M Maududi wafat setelah menjalani operasi di New York. Jenazahnya dibawa ke Lahore. Ucapan ta’ziyahpun berdatangan dari seluruh dunia Islam.Dalam bidang dakwah Maududi telah mewariskan kader-kader kepustakaan dan karya tulis yang tidak sedikit. karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dicetak berulang kali. (Farhan, hal.112-135:1986)
2. Sekolah Deobend
Deobandi (Urdu: دیو بندی devbandī) adalah Islam Sunni [1] Paham gerakan politik yang timbul dan memulai dari India dan Pakistan dan kemudian menyebar ke negara-negara lain, seperti Afganistan, Afrika Selatan, dan Inggris dengan kedatangan imigran dari Asia Selatan.
Nama Deobandi berasal dari kata “Deva” dan “Ban”, sebuah hutan belantara di bagian provinsi utara India, (Uttar Pradesh) India, di mana sekolah Darul Uloom “Darul ‘Ulum” Deoband yang didirikan oleh Maulana Qasim Nanautavi, Maulana Kifayatullah berada. Deobandi mengikuti fiqh dari Abu Hanifa dan Aqidah dari Abu Mansur Maturidi [1], secara historis Deobandi mengadopsi pemikiran Shah Wali-Allah, pembaharu Islam di anak benua India pada abad ke delapanbelas yang menggabungkan semua disiplin ilmu agama seperti: Teologi, ilmu Logika (Mantiq), Fiqh, Tasawwuf, Tafsir, Hadith dan Filsafat. Dalam tempo kurang lebih seratus tahun Madrasah Deobandi telah berhasil mencetak ratusan siswa yang ikut mengembangkan ilmu keislaman di Asia Selatan.
·
Umumnya para alumni siswa dari Deobandi seusai menamatkan pendidikannya banyak menggunakan nama tambahan di belakang namanya semisal Maulana Shafi’ Usmani Deobandi, Maulana Kifayatullah Deobandi dsb. Kerekatan nama pendidikan ini dengan para alumninya merupakan tolok-ukur dalam berbagai gerakan yang dibentuk oleh para alumni, beberapa organisasi yang berafiliasi kepada paham politik Deobandi, di antaranya adalah: Jam’iyat Ulama-e-Islam (JUI), sebuah organisasi politik sosial yang terkemuka di Pakistan kemudian berubah menjadi Jam’iyat Ulama-e-Islam dari Fazlur Rahman (JUIF) dan Jam’iyat Ulama-e- Islam dari Samiul Haque (JUIS), pada pemilu 2002 partai ini tergabung dalam koalisi partai-partai Islam Majlis Muttahida Amal (MMA) gabungan dari berbagai sekte di Pakistan, seperti: Deobandi, Ahlul Hadith, Brelvi, Shi’ah dan Jama’at Islami.
syari’at Tauhid Wassunnah Sebuah gerakan Da’wah yang berkiblat kepada Deobandi didirikan oleh Maulana Hussain Ali pada tahun 1957 di Provinsi Punjab. Hingga saat ini organisasi ini bekerja dalam penegakkan Tauhid dan penerapan Sunnah, serta menentang hal-hal yang dianggap bid’ah dan khurafat. Organisasi ini juga merupakan organisasi tandingan atas faham politik dari organisasi Barelwi yang berkembang pesat diseluruh provinsi Pakistan khususnya pada provinsi Sind (Murray, hal. 232-250:1990)
B. Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh
Sayyid Ahmad Khan lahir di Delhi pada tahun 1817 dan menurut keterangan ia berasal dari keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah dan Ali. Neneknya Sayyid Hadi adalah Pembesar Istana di zaman Alamghir II (1754- 1759). Ia mendapat didikan tradisional dalam pengetahuan agama dan di samping Bahasa Arab ia juga belajar Bahasa Persia. Sayyid Ahmad Khan adalah orang yang rajin membaca. Ketika usianya 18 tahun ia bekerja pada Serikat India Timur, kemudian bekerja pula sebagai hakim, tetapi pada tahun 1846 ia pulang kembali ke Delhi untuk meneruskan studi.
Pada masa Pemberontakan 1857 ia berusaha mencegah terjadinya kekerasan dan banyak menolong orang Inggris dari pembunuhan. Pihak Inggeris menganggap ia telah banyak berjasa dan ingin membalas jasa tersebut, tetapi hadiah yang dianugerahkan Inggeris ditolaknya, ia hanya menerima Gelar Sir dari pemerintahan Inggeris dari berbagai hadiah yang ditawarkan tersebut. Hubungannya dengan pihak Inggeris sangat baik dan inilah yang dipergunakannya untuk kepentingan ummat Islam India.
Ahmad Khan berpendapat bahwa usaha peningkatan kedudukan dan kesejahteraan ummat Islam India dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan Inggeris sebagai penguasa di India. Dalam fikirannya, menentang kekuasaan Inggeris tidak akan membawa kebaikan bagi ummat Islam India tetapi akan menjadikan umat Islam semakin mundur serta akan jauh ketinggalan dari masyarakat Hindu India. Selain itu dasar ketinggian dan kekuatan Barat, termasuk di dalamnya Inggeris, adalah ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Sehingga untuk mendapatkan kemajuan, ummat Islam harus pula menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern itu. Jalan yang harus ditempuh ummat Islam memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan itu bukanlah bekerja sama dengan Hindu dalam menentang Inggeris tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan Inggeris.
Untuk mewujudkan cita-citanya, ia menerbitkan majalah “Tahzib al-Akhlak”. Pada tahun 1875, ia mendirikan lembaga pendidikan Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) yang kemudian berkembang menjadi Universitas Aligarh. Untuk mengukuhkan ide-idenya ia mendirikan All India Muhammadan Education Conference (1886). Ia juga tercatat sebagai anggota parlemen di Legislatif Council selama empat tahun (1878 – 1882).
Beberapa hasil karya Sayyid Ahmad Khan adalah Atsar al-Sanadid (1874) yang merupakan hasil penelitiannya tentang arkeologi di Delhi dan sekitarnya, Essay on life of Muhammad (1870), Tafsir al-Qur’an sebanyak 6 jilid, Ibthal al-Ghulami (1890) dan Tabyin al-Kalam (1860). Selain itu juga menulis dua buku Tarikh Sarkhasi Bignaur (1858) dan Asbab Baghawad Hind (1858). Dari hasil karyanya ini terihat pula bahwa Sayyid Ahmad Khan termasuk penulis yang produktif.
Ahmad Khan mengakhiri perjuangannya dengan berpulangnya ke rahmatullah pada tanggal 27 Maret 1898 setelah menderita sakit beberapa lama dalam usia 81 tahun, dan dimakamkan di Aligarh.
Atas usaha usahanya dan atas sikap kooperatif yang ditunjukkannya terhadap Inggeris, Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam merobah pandangan Inggeris terhadap ummat Islam India. Sementara itu kepada ummat Islam dianjurkan agar tidak bersikap melawan tetapi sikap berteman dan bersahabat dengan Inggeris. Cita citanya untuk menjalin hubungan baik antara Inggeris dan ummat Islam dimaksudkan agar ummat Islam dapat merobah nasib dari kemunduran. Keinginan ini telah dapat diwujudkan Sir Sayyid pada masa hidupnya.( Lapidus, hal.37-44:1989 ).
Ide-Ide Pembaharuan
Sayyid Ahmad Khan melihat bahwa ummat Islam India mundur karena tidak mengikuti perkembangan zaman. Ummat Islam tidak menyadari bahwa peradaban Islam masa klasik telah runtuh dan digantikan peradaban modern yang berasal dari dunia Barat. Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan tekhnologi sebagai pondasi kokoh bagi kemajuan dan kekuatan orang Barat modern yang berasal dari hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu akal bagi Sayyid Ahmad Khan mendapat penghargaan tinggi, namun bagi sebahagian kalangan ummat Islam tradisional pada masanya berpegang teguh bahwa kekuatan akal bukan tidak terbatas.
Oleh karena itu, Ahmad Khan percaya pada kekuatan dan kebebasan akal, sungguhpun mempunyai batas, ia percaya pada kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. Dengan kata lain, ia mempunyai faham qa¬dariah (free will and free act) dan tidak faham jabariah atau fatalisme. Manusia menurutnya dianugerahi Tuhan daya daya, seperti daya berfikir, yang disebut akal, dan daya fisik untuk mewujudkan kehendaknya. Manusia mempunyai kebebasan untuk mempergunakan daya daya yang diberikan Tuhan kepadanya itu.
Ahmad Khan menolak pula faham taklid bahkan tidak segan segan menyerang faham ini. Sumber ajaran Islam menurut pendapatnya hanyalah al-Qur’an dan Hadis. Pendapat ulama di masa lampau tidak mengikat bagi ummat Islam dan di antara pendapat mereka ada yang tidak sesuai lagi dengan zaman modern.
Secara sederhana bentuk-bentuk ide pembaharuan Sayyid Ahmad Khan dapat pula dikembangkan sebagai berikut :
1. Bidang Keagamaan
Salah satu warisan keagamaan yang ditinjau dan diperbaharui kembali, dan sangat fundamental serta mencakup seluruh aspek Islam, adalah tafsir al-Qur’an. Untuk kegiatan ini, anak benua Indo-Pakistan dapat berbangga diri, karena amat produktif dalam menelorkan mufassir liberal dan radikal semisal Sayyid Ahmad Khan ini.
Pembaharuan penafsiran al-Qur’an yang dilakukan adalah berusaha mengadaptasikan ajaran-ajaran al-Qur’an dengan tuntutan-tuntutan zaman modern. Ini terwujud dengan terbitnya volume pertama dari enam jilid tafsir karya Ahmad Khan pada tahun 1880.
Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa al-Qur’an dan hadis merupakan sumber hukum Islam. Ia sangat selektif dalam menerima hadis. Dengan munculnya hadis-hadis palsu, ia berpandangan bahwa tugas kaum muslimin sekarang dalam memelihara hadis adalah merumuskan “standar penilaian modern terhadap hadis-hadis” ia tidak menjelaskan standar tersebut. Oleh karena itu, ia hanya menerima hadis yang sesuai dengan nash dan ruh al-Qur’an, yang sesuai dengan akal dan pengalaman manusia, dan yang tidak bertentangan dengan hakikat-hakikat sejarah. Berkaitan dengan pembagian hadis kepada Mutawatir, Masyhur dan Ahad, ia berpendapat bahwa hadis Mutawatir dapat diterima, hadis Masyhur tidak dapat diterima kecuali setelah diadakan penelitian, sedangkan hadis Ahad tidak dapat diterima sama sekali.
Menurut Sayyid Ahmad Hadis yang dapat diterima tersebut dibagi kepada dua bagian yaitu hadis yang berkaitan dengan agama dan hadis yang berkaitan dengan dunia. Hadis yang berkaitan dengan ruang lingkup agama bersifat mengikat dan wajib diikuti, sedangkan hadis yang berkaitan dengan perkara dunia, tidak termasuk tugas kerasulan secara mutlak dan hanya berlaku khusus bagi kondisi dan keadaan bangsa Arab pada masa nubuwwah, dan tidak mengikat bagi seluruh kaum muslimin.
Berkaitan dengan permasalahan fiqh, Sayyid Khan mempunyai pandangan tersendiri yang mendekatkan antara perkara-perkara dan dengan pemahaman peradaban barat, antara lain dalam masalah jihad, bunga bank, poligami dan had.
2. Bidang Pendidikan
Sebagai telah disebut di atas, Sayyid Ahmad Khan beranggapan bahwa jalan bagi ummat Islam India untuk melepaskan diri dari kemunduran dan selanjutnya mencapai kemajuan, adalah dengan memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern Barat. Untuk mencapai tujuan ini maka sikap mental ummat yang kurang percaya kepada kekuatan akal, kurang percaya pada kebebasan manusia dan kurang percaya pada adanya hukum alam, harus dirobah terlebih dahulu. Perobahan sikap mental itu diusahakannya melalui tulisan-tulisan dalam bentuk buku dan artikel artikel dalam majalah Tahzib Al Akhlaq. Usaha melalui pendidikan juga tidak dilupakannya, bahkan pada akhirnya ke dalam lapangan inilah dicurahkannya perhatian dan usahanya. Salah satu jalan yang efektif untuk merobah sikap mental suatu bangsa menurut Sir Sayyid haruslah melalui pendidikan.
Pada tahun 1861 Sayyid Ahmad Khan mendirikan Sekolah Inggeris di Muradabad. Di tahun 1876 ia mengundurkan diri sebagai pegawai Pemerintah Inggeris dan sampai akhir hayatnya di tahun 1898, ia mementing¬kan pendidikan ummat Islam India. Di tahun 1878, ia mendirikan sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di Aligarh yang merupakan karyanya yang bersejarah dan berpengaruh dalam upaya memajukan ummat Islam India. Sekolah itu mempunyai peranan penting dalam kebangkitan ummat Islam India, dan sekiranya tidak karena lembaga pendidikan tersebut ummat Islam India di Pakistan sekarang akan lebih jauh lagi ketinggalan dari ummat-ummat lain..
MAOC dibentuk sesuai dengan model sekolah di Inggeris dan bahasa yang dipakai di dalamnya ialah Bahasa Inggeris. Direkturnya berbangsa Inggeris sedang guru dan staffnya banyak terdiri atas orang Inggeris. Ilmu pengetahuan modern merupakan sebahagian besar dari mata pelajaran yang diberikan dengan tidak mengabaikan pendidikan agama. Sedangkan pada sekolah Inggeris yang diasuh Pemerintah pendidikan agama tidak diajarkan. Dalam sistem pendidikan di MAOC pendidikan agama Islam dan ketaatan siswa menjalankan ajaran agama mendapat prioritas yang utama. Keistimewaan lainnya, sekolah tersebut terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat, baik Hindu, Parsi dan Kristen, bukan hanya bagi orang Islam.
Sebelumnya pada tahun 1869/1870 Sayyid Ahmad Khan telah berkunjung ke Inggeris, untuk mempelajari sistem pendidikan Barat. Sekembalinya dari kunjungan itulah ia membentuk Panitia Peningkatan Pendidikan Ummat Islam. Salah satu tujuan panitia tersebut adalah menyelidiki sebab-sebab ummat Islam India sedikit sekali memasuki sekolah sekolah Pemerintah. Di samping itu dibentuk pula Panitia Dana Pembentukan Perguruan Tinggi Islam.
Di tahun 1886 ia juga membentuk Muhammedan Educational Conference dalam usaha mewujudkan pendidikan nasional yang seragam bagi ummat Islam India. Program dari lembaga ini yakni menyebarluaskan pendidikan Barat di kalangan ummat Islam, menyelidiki pendidikan agama yang diberikan di sekolah sekolah Inggeris yang didirikan oleh kalangan Islam serta menunjang pendidikan agama yang diberikan di sekolah sekolah swasta. Pada tahun itu juga diterbitkan pula jurnal mingguan “Aligarh Institut” yang menyebarluaskan informasi dan problematika mengenai seputar pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan, serta lembaga ini juga melakukan kegiatan penterjemahan buku Inggeris ke Bahasa India.
Pada tahun 1920 MAOC ini berkembang menjadi Universitas Aligarh yang secara berlanjut meneruskan tradisi sebagai pusat gerakan pembaharuan Islam India. Universitas inilah yang menjadi penggerak utama terwujudnya pembaharuan di kalangan umat Islam India. (Harun.hal 73-74:1994)
3. Bidang Sosial Politik
Dalam bidang politik ide Sayyid Ahmad Khan ini merupakan refleksi dari gejolak sosial politik yang terjadi antara umat Islam dan Inggris pada tahun 1857. Pemikirannya inilah yang dituangkan dalam buku karangannya Asbab Baghawat Hind yang berisi tentang usaha Sayyid Ahmad Khan untuk meyakinkan pihak Inggris, bahwa umat Islam tidak terlibat pemberontakan itu.
Dalam usahanya, ia meyakinkan pihak Inggeris bahwa dalam Pemberontakan 1857 ummat Islam tidak memainkan peranan utama, Ahmad Khan mengeluarkan panflet yang berisikan penjelasan tentang faktor penyebab pecahnya pemberontakan tersebut. Di antara faktor penyebab tersebut adalah :
1) Intervensi Inggeris dalam soal keagamaan seperti pendidikan agama Kristen yang diberikan kepada yatim piatu di panti panti yang diasuh oleh orang Inggeris, pembentukan sekolah sekolah missi Kristen, dan penghapusan pendidikan agama dari perguruan perguruan tinggi.
2) Tidak turut sertanya orang orang India, baik Islam maupun Hindu, dalam lembaga lembaga perwakilan rakyat, sehingga berakibat :
a) Rakyat India tidak mengetahui tujuan dan niat Inggeris yang sebenarnya dan menganggap Inggeris datang untuk merobah agama mereka menjadi Kristen.
b) Pemerintah Inggeris tidak mengetahui keluhan keluhan rakyat India.
c) Pemerintah Inggeris tidak berusaha mengikat tali persahabatan dengan rakyat India, sedang kestabilan dalam pemerintahan bergantung pada hubungan baik dengan rakyat. Sikap tidak menghargai dan tidak menghormati rakyat India membawa akibat yang tidak baik.
Lebih lanjut, Sayyid Ahmad Khan menyatakan bahwa di antara golongan Islam yang ikut serta dalam pemberontakan 1857 adalah mereka yang kerap kali melakukan perbuatan tidak baik dan tercela serta perbuatan kriminal. Dan jika hanya segelintir ummat Islam yang bersalah tidaklah pada tempatnya pula untuk menetapkan keseluruhan ummat Islam India bertanggung jawab terhadap pemberontakan tersebut. Dengan demikian tidak pada tempatnya Pihak Inggeris menaruh rasa curiga terhadap ummat Islam India. Sikap Sayyid dalam bidang politik terlihat pula pada pertengahan kedua dari abad ke-19, ketika rasa nasionalisme India telah mulai timbul dan terbentuknya Partai Kongres Nasional India di tahun 1885. Sayyid Ahmad Khan menjauhkan diri dari gerakan ini, dengan alasan bahwa bahasa yang dipakai Kongres terhadap Pemerintah Inggris kurang sopan. Menurut Rayendra Prasadia, ia pada mulanya adalah penyokong nasionalisme India. la pemah menerangkan bahwa Hindustan merupakan negara bagi orang Hindu dan dalam kategori Hindu termasuk orang India Islam dan orang India Kristen. Tetapi akhimya ia dipengaruhi oleh Mr. Back, salah satu Direktur MAOC yang berpendapat bahwa pendidikan ummat Islam India belum sampai ke taraf yang membuat mereka akan dapat mengambil keuntungan dari permainan dalam bidang politik. Sebaliknya turut campur dalam bidang politik akan merugikan ummat Islam India. Sayyid Ahmad Khan memang berpendapat bahwa pendidikanlah satu satunya jalan bagi ummat Islam India untuk mencapai kemajuan. Kemajuan tidak akan dicapai melalui jalan politik.
Oleh karena itu ia menganjurkan supaya ummat Islam India jangan turut campur dalam agitasi politik yang dilancarkan Partai Kongres. Usaha usaha untuk merobah sikapnya terhadap Partai Kongres tidak berhasil. Ia berkeyakinan bahwa anggota kasta kasta dan pemeluk agama agama yang berlainan di India tidak bisa disatukan menjadi satu bangsa. Tujuan dan cita cita mereka saling berlainan. Wujud Partai Kongres Nasional India sebenarnya tidak mempunyai dasar. Gerakan yang dijalankan Partai Kongres, demikian ia selanjutnya menjelaskan, bukan hanya akan merugikan bagi ummat Islam, tetapi juga bagi seluruh India.
Dalam ide politik yang ditimbulkan Sayyid Ahmad Khan di atas telah kelihatan pengertian bahwa ummat Islam merupakan satu ummat yang tidak dapat membentuk suatu negara dengan ummat Hindu. Umat Islam harus mempunyai negara tersendiri. Bersatu dengan ummat Hindu dalam satu negara akan membuat minoritas Islam yang rendah kemajuannya, akan lenyap dalam mayoritas Hindu yang lebih tinggi kemajuannya. Di sini telah dapat dilihat bibit dari ide Pakistan yang muncul kemudian di abad ke-20.
Dari usaha-usaha pembaharuan Sayyid Ahmad Khan terlihat yang paling menonjol adalah dalam bidang pendidikan. Terlihat sikapnya terhadap pendidikan ummat Islam memang terlihat sangat mengagumkan, namun pengaruh tersebut tidak terbatas dalam bidang pendidikan saja. Melalui buku karangannya dan tulisan¬-tulisannya Tahzib al-Akhlaq ide ide pembaharuan yang dicetuskannya menarik perhatian golongan terpelajar Islam India. Penafsiran penafsiran baru yang diberikannya terhadap ajaran-ajaran Islam lebih dapat diterima golongan terpelajar ini dari pada tafsiran tafsiran lama.
C. Aligarh dan Pengaruhnya bagi Pembaharuan India-Pakistan
Malapetaka hebat yang melanda India, yaitu Pemberontakan tahun 1857 telah berlalu. Pemberontakan itu merupakan akibat dari keinginan akan adanya pendidikan di India, dan akibat dari kenyataan bahwa Bangsa India tidak memahami hak Pemerintah, yang sasarannya adalah kita ini, terhadap kita dan tidak mengerti tentang kewajiban kita terhadapnya. Selain ini semua, juga terdapat keinginan akan adanya hubungan antara para penguasa dan rakyat dalam hal keinginan untuk memperoleh pendidikan itu. Pada saat ini, universitas universitas yang didirikan di India dengan tujuan mendirikan pendidikan tingkat tinggi. Kebanyakan para negarawan menyetujui adanya pendidikan tingkat tinggi itu dan menganggapnya sebagai kewajiban pemerintah, sementara sebagian kecil di antara mereka bersikap menentangnya. Akan tetapi, tak seorang pun yang berfikir bahwa bersamaan dengan pendidikan itu, latihan yang baik pun diperlukan, sebab tak seorang pun dapat meningkatkan dirinya sebagai manusia (beradab) hanya dengan pendidikan semata mata, demikian juga dengan pendidikan itu saja sikap moralnyapun tidak dapat ditingkatkan, bahkan dia akan menjadi semacam kuda bengal yang tidak mau dikendalikan oleh penunggangnya.
Demikianlah keadaan masyarakat India masa itu, tidak dipungkiri walaupun dengan berbagai ide pembaharuan yang ditelorkan oleh pembaharu-pembaharu seperti Sir Sayyid dan rekan-rekannya, namun sikap mental tak bisa sepenuhnya terpengaruh dengan ide pembaruaan tersebut. Hal ini akan terbukti dengan sejarah Aligarh selanjutnya pasca Sir Sayyid.
Setelah Sir Sayyid wafat pada tanggal 24 Maret tahun 1898, ide ide pembaharuan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan disebarkan selanjutnya oleh pengikut dan pada akhirnya lahirlah sebuah gerakan yang disebut Gerakan Aligarh yang berpusat MAOC sendiri.
Ada beberapa tokoh Aligarh yang berpengaruh dan melanjutkan ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Sayyid Ahmad Khan, di antaranya:
Nawab Muhsin al-Muluk
Setelah Sayyid Ahmad Khan wafat, maka kepemimpinan Aligarh pindah ke tangan Sayyid Mahdi Ali, yang dikenal dengan nama Nawab Muhsin Al Mulk (1837 1907). Pada mulanya ia adalah pegawai Serikat India Tiffluk, kemudian menjadi pembesar di Hyderabad. Ia pernah berkunjung ke Inggeris untuk keperluan Pemerintah Hyderabad. Di tahun 1863 ia berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan dan antara keduanya terjalin tali persahabatan yang erat. la banyak rnenulis artikel Tahzib Al Akhlaq dan kemudian juga di majalah yang diterbitkan MAOC la pindah ke Aligarh dan menetap di sana mulai pari tahun 1893.
Pada tahun 1897 ia menggantikankan kedudukan Sayyid Ahmad Khan di MAOC Ia mempunyai jasa yang besar dalam menyebarkan ide ide Sayyid Ahmad Khan yang dilakukannya melalui Muhammedan Educational Conference. Jasanya dalam memajukan MAOC terlihat dengan bertambah banyaknya jumlah murid lembaga pendidikan tersebut.
Muhsin al-Mulk berhasil membuat golongan ulama India merobah sikap keras terhadap Gerakan Aligarh. Sebagaimana diketahui bahwa Deoband yang banyak menghasilkan ulama ulama India tradisional, mempunyai sikap yang tidak kooperatif dengan Inggeris, sedang Sayyid Ahmad Khan terkenal dengan sikap pro Inggeris. Jadi antara MAOC terdapat perbedaan bukan hanya dalam soal-soal keagamaan saja tetapi, juga mengenai sikap politik.
Muhsin al-Mulk tidak hanya membawa para ulama dekat dengan Aligarh, lebih jauh ia mampu menarik beberapa lawan politik pendiri Perguruan Tinggi tersebut. Ia adalah orang yang paling cinta damai, namun ia dihadapkan juga kepada kontraversi Hindu-Urdu yang telah ada sejak akhir-akhir kehidupan Sayyid Ahmad. Inilah yang pada akhirnya menyebabkan ia mengundurkan dari Perguruan Tinggi tersebut. Ia wafat 16 Oktober 1907, dan dikuburkan di samping kuburan Sir Sayyid di Aligarh. (merry, hal.274-281:1990)
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas mengenai pembaharuan di India/Pakisan bahwa, dapat di simpulkan syari’at Tauhid Wassunnah Sebuah gerakan Da’wah yang berkiblat kepada Deobandi didirikan oleh Maulana Hussain Ali pada tahun 1957 di Provinsi Punjab. Hingga saat ini organisasi ini bekerja dalam penegakkan Tauhid dan penerapan Sunnah, serta menentang hal-hal yang dianggap bid’ah dan khurafat. Organisasi ini juga merupakan organisasi tandingan atas faham politik dari organisasi Barelwi yang berkembang pesat diseluruh provinsi Pakistan khususnya pada provinsi Sind
Ide-ide pembaharuan;
1. Bidang Agama
2. Bidang Pendidikan
3. Sosial Politik
Di antara faktor penyebab sosial politik:
a. Intervensi Inggeris dalam soal keagamaan seperti pendidikan agama Kristen yang diberikan kepada yatim piatu di panti panti yang diasuh oleh orang Inggeris, pembentukan sekolah sekolah missi Kristen, dan penghapusan pendidikan agama dari perguruan perguruan tinggi.
b. Tidak turut sertanya orang orang India, baik Islam maupun Hindu, dalam lembaga lembaga perwakilan rakyat, sehingga berakibat:
1) Rakyat India tidak mengetahui tujuan dan niat Inggeris yang sebenarnya, dan
2) Menganggap Inggeris datang untuk merobah agama mereka menjadi Kristen.
3) Pemerintah Inggeris tidak mengetahui keluhan keluhan rakyat India.
c. Pemerintah Inggeris tidak berusaha mengikat tali persahabatan dengan rakyat India, sedang kestabilan dalam pemerintahan bergantung pada hubungan baik dengan rakyat. Sikap tidak menghargai dan tidak menghormati rakyat India membawa akibat yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA
· Murray Thurston Titus, Islam in India and Pakistan, University of California Press (1990)
· Farhan, Al-Islam Pusat Kumunikasi dan Informasi Islam Indonesia, PT. Mutiara Bandung: 1986.
· Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah pemikiran dan gerakan. Jakarta : Bulan Bintang, 1992..com/msg01642.html
· Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, terj. Ghufran A. Mas’adi, judul asli: A History of Islamic Societies, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999, Jilid ke-3
--------------------------------------------
MAKALAH
PEMBAHARUHAN DI INDIA/PAKISTAN
Disusun Oleh:
Amrullah:(0829002)
Adli: (08290 )
DOSEN PEMBIMBING:
Muhtarom, M.Pd.I
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2009
Minggu, 27 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
7 komentar:
kelompok 5
hetra sastra
yuli harmita
tulisan: menurut kelompok kami, makalah yang anda buat cukup baik, tapi ada tulisan kata-kata ilmianya belum dimiringkan.
analisis; menurut kami, analisis yang anda buat sudah baik, namun penjelasan tentang Gerakan mujahidin ini belum begitu jelas karen ahanya menamakan Jamaah Islami.
isi: menurut kelompok kami, isi dari makalah anda sudah menjurus pada judulnya.
pertanyaan:
1. pada halaman 13 bagian atas, tentang penafsiran-penafsiran baru dan penafsiran lama, disini tolong jelaskan tentang penafsiran tersebut?
2. pada halaman 10, sekolah MAOC membahas tenang pendidikan ajaran islam dan ketaatan siswa menalankan ajaran agama, namun sekolah tersebut membuka bagi masyrakat Hindu, Kristen tapi yang saya tanyakan apakah tidak bertentangan dengan ajaraj islam?
ahmad jauhari
witi handayani
kel:11
menurut kami penulisan sudah cukup dan sudah tepat dan analisis anda masih kurang karena penjelasan dan penjabaran nya kurang mendetail
PeRTAnYAan;
1. kalau kita lihat masuknya islam diindia tidak sama dengan diindonesia namun sebagian para ahli mengatakan islam diindia pernah masuk ke indonesia, tapi di indonesia yang dipakai adalah mazhab safi'i, bagai mana dengan india mazhab apa yang berkembang, dan apa kontribusinya bagi mazhab yang dipakai diindonesia ?
2. apa yang melatar belakangi pecahnya pakistan menjadi dua pada tahun 1971, dan mengapa pecah an itu mengguncang abu al-a'la al-mudidi ?
komentar dari kelompok VII
Ikbal (0829023)
Isma Sari (0829007)
Dilihat dari segi penulisannya sudah lumayan, hanya saja pemakalah kurang begitu perhatian yang mana harus pake huruf kafital dan yang mana seharus tidak, selanjutnya untuk analisis dari pemakalah masih juga tidak memuaskan, kami belum menemukan yang mana dimaksudkan analisis dari makalah ini, kami lihat kebanyakan mengutip dari buku. mengenai isinya sudah bagus hanya perlu ditambah-tambah sedikit.
pertanyaan:
1. Kenapa harus melalui majalah Turjuman Al-Qur’an Maududi menyerukan para ulama dan tokoh-tokoh Islam supaya menghadiri konferensi yang dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 1941 M/1360 H di Lahore, kenapa tidak dengan cara atau media yang lain saja,apa alasannya tolong jelaskan?
2.Sayyid Ahmad Khan melihat bahwa ummat Islam India mundur karena tidak mengikuti perkembangan zaman. Ummat Islam tidak menyadari bahwa peradaban Islam masa klasik telah runtuh dan digantikan peradaban modern yang berasal dari dunia Barat.hal apakah yang menyebabkan umat Islam India enggan mengikuti perkembangan zaman tersebut?
Kelompok 1
Acep Gunawan (08 29 015)
Elvarina (08 29 004)
1. Komentar
A. Isi
Menurut kami dari segi isi sudah cukup pas hanya saja pembahasan yang dibahas masih agak kurang dimengerti karena anda sedikit sekali memasukkan analisis anda sendiri.
B. Cara Penulisan
-Dari segi penulisan sudah cukup, tapi yang perlu diperbaiki adalah pengambilan bahan-bahan/ sumber referensi dari internet footnote-nya harus dihapus karena kalian sudah memakai intrateks. Pilih salah satu saja antara footnote dan intrateks.
-Terus yang selanjutnya yang harus diperbaiki adalah setiap kalimat tidak boleh disingkat penulisannya, berbeda kalau kalian membuat resume dan tidak menggunakan tulisan komputer tetapi tulis tangan.
C. Analisis
Menurut kami dari segi analisis, kelompok anda sudah cukup. akan tetapi analisis yang anda gunakan hanya sedikit, makalah anda akan lebih baik jikalau anda memasukkan kata-kata anda sendiri bukan kata-kata dari buku seluruhnya. Tetapi tidak melupakan referensi yang anda gunakan.
2. Pertanyaan
1. Apa penyebab Al-Maududi mendapatkan keringanan dari hukuman mati yang dijatuhkan terhadapnya, jelaskan!
2. Apa penyebab Pakistan peceh menjadi dua bagian?
kami kelompok :6
Nama: Fiska
Hidayat
Menurut kami isi makalah ini sudah bagus, meskipun masih ada kekeliruan didalam penulisannya.
analisisnya sudah cukup, meskipun sedikit.
Pertanyaan:
1. sebutkan sumbangsi apa saja yang pernah dilakukan oleh sayyid Ahamad Khan, terutama dibidang pendidikan?
2. sebutkan langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh Aligarh dalam pembaharuan India-pakistan?
KELOMPOK IV :
1. FRANCISCA DWIKA (0829005)
2. MEILANDA SARI (0829010)
menurut kami isi makalah Anda sudah menjurus pada judul yang dikehendaki tetapi masih ada beberapa kata-kata yang salah dan kurang lengkap dan kami menyarankan agar Anda menggunakan footnote bukan intrateks dan analisisnya masih kurang seperti tidak adanya kesimpulan Anda dalam faktor penyebab sosial politik.
PERTANYAAN :
1. Jelaskan secara lebih rinci ide ide pembaharuan yang dicetuskan oleh Sir Sayyid Ahmad Khan?
2. Jelaskan mengapa Sayyid Ahmad Khan menyatakan bahwa di antara golongan Islam yang ikut serta dalam pemberontakan 1857 adalah mereka yang kerap kali melakukan perbuatan tidak baik dan tercela serta perbuatan kriminal?
knp pembahasan tentang sayyid amir ali sangat bsedikit......?
Posting Komentar
MOHON TINGGALKAN KOMENTAR, PERTANYAAN DAN SARAN